Saat pertama kali UIM di buka, 90% pengajarnya berasal dari Mesir. Kebanyakan Azhary, salah satu diantara mereka adalah Syaikh Abdul Fattah Ibrahim Salamah. Aku banyak mengambil manfaat dari beliau. Yang menarik dari beliau adalah metode mengajarnya yang unik, saat memberi pelajaran dia seperti sedang berkhotbah, bahasa fushahnya selalu terjaga. Padahal materi yang diajarkannya adalah Aqidah Thahawiyah. Syaikh Abdul Fattah Ibrahim Salamah & Syaikh Ali Abdurrahman Al-Khudzaify adalah dua guru yang mengajariku Aqidah.
Guru lain yang berkesan bagiku adalah Alim Mausu'i Muhammad Najiib Al-Muthi'i, penulis takmilah alal majmu'. Aku selalu berusaha hadir dalam setiap ceramah dan pelajarannya. Aku ampir-hampir tak pernah melewatkan khotbahnya yang begitu menyentuh dengan gaya bahasa yang tinggi.
Dahulu, hubungan kami dengan para dosen bagaikan hubungan antara seorang ayah dan anaknya. Sehingga aku -Alhamdulillah- tak pernah sedikitpun menyimpan kebencian kepada guru-guruku, meski terkadang aku menyelisihi mereka. Dari dulu hingga kini terjalin ikatan ukhuwah yang kuat antara rekan-rekan seangkatanku dulu. Begitulah, karena para dosen mentarbiyah akhlak kami sebelum mengajarkan ilmu pada kami.
Aku tak bisa menggambarkan masa-masa itu.
Adapun saat ini kondisinya sangat jauh berbeda. Allahul mustaan...
Bersambung. .... insya allah. ..
____________
Batam 14 Syawwal 1436 H
ACT El-Gharantaly